Anjing bertangan empat tengah berkalam:

BABAD KIRIK

Abdullahkirk
4 min readMay 6, 2020

Leluhurku adalah serigala. Para anjing setelahnya belum sempat mendiskusikan leluhurnya yang asal-usulnya dari serigala. yang dijinakkan atau serigala kelaparan yang kemudian memakan sisa-sisa makanan manusia untuk melangsungkan hidupnya. Entah dengan segala ketersediaan makanan yang diberikan manusia kepada para anjing hal itu bisa dianggap sebagai anugerah atau kutukan? Tak ada akal untuk anjing, akal sudah diborong manusia. Mungkin setelah menjadi liyan daripada anjing umumnya kerena menjelma hantu. Hal itu yang bisa menimbulkanku berkesadaran. Aku mulai berpikir, berpikir tentang asal-usulku dan leluhurku. Mungkin juga karena setelah meninggalkan lingkaran hidup kerumunan anjing. dengan perangkap peranakan anjing dapat kukatakan hal itu adalah industri anjing, nampaknya kata industri sudah ditemukan sebelum mesin-mesin berproduksi. tak apa mungkin saat itu yang paling tepat adalah peranakan jika kalian ingin dicetak beradab. Kaumku diindustrikan atau diperanakan mulai dari menjadi penghias halaman sampai menjadi perisai keamanan manusia. Lalu aku mulai mengingat kematianku yang dibekap air, semakin tenggelam ke dasar kolam di dalam pondok di tengah hutan, aku mulai melupakan bernafas, gelap, dingin, dan kejang.

Temanku adalah para binatang di manapun mereka berada, kehidupan mereka saling memangsa. ibadah terkeji yang tak bisa aku sesali, karena sekali lagi meski akal menjelma hantu di pikiranku. Hal itu bukan sesuatu yang bisa aku hindari. Sama seperti para tahun yang terlalu angkuh, diam dan abai untuk tidak membiarkanku mati sekali lagi. Hingga berarti hidup yang ke dua kali ini bukan sesuatu yang tak berarti. Susahnya mempelajari abjad tanpa guru, aku mempelajarinya dari senandung gunung ke lembah, dari hulu sungai, comberan sempit samping gang sampai hilir yang kusangka telaga tanpa tepi, abjadku mungkin sama atau tak sama dengan kalian, abjadku berguna ‘tuk menamai diriku sendiri. Memang kepedihan itu telah kunikmati bahkan sebelum kunamai bahwa kata itu adalah kepedihan.

Aku tidak bisa membaca ataupun menulis, ya. Barangkali baca-tulis hanya urusan manusia. Tak semestinya anjing bisa membaca dan menulis. Aku heran akan kenyataan antara manusia dan binatang mereka sama-sama saling memakan. Hanya karena manusia diberikan akal dia mampu membalut kekejaman dengan bungkus manis seharga keegoisan. Pembunuhan bisa dikatakan kebutuhan. Maka berhakkah aku mengatakan. Aku menuntut hak ku sebagai mantan binatang, bahwa kebinatangannya-binatang itu urusan binatang. Namun akupun menyangsikan bahwa manusia mampu mengurusi kemanusiannya.

Aku menembus kuburku di dasar kolam tempat aku tenggelam. Jasad kepalaku terlihat masuk dalam bejana logam, tubuhku mungkin dimakan ikan atau sejenis karnivor lainnya yang kecil, namun mampu melenyapkan perutku hingga tak tersisa. Dan pikiranku selalu kekenyangan ingin muntahkan tuturan akan umpatan. Aku ingin sekali memiliki bakat mengutuk. namun lolonganku saja bahkan tak terdengar. Aku tumbuhkan jemari tangan kugenggam sendok-garpu di samping jasadku serupa nisan. Mungkin jika kalian para anjing kalian dapat mengerti mengapa aku menggenggam sendok-garpu, ini penanda selain tulang yang seringkali ku kubur dan kemudian bisa aku gigit sesekali lalu ku kubur lagi seperti mainan dan pengganjal lapar sementara. Tapi kini aku tak lapar kini perut pun aku tak punya. kini sendok-garpu itu kujadikan mainan, mainan ini mainan olok-olokanku terhadap diriku dan kepada mereka yang berpikir hebat namun landasan pikirannya saja masih seputaran sendok-garpu. namanya juga mainan, mainan adalah bentuk terkecil dari suatu kekuasaan.

Kehidupanku yang ke dua serupa pantat kuali yang menghitam dan meninggalkan gerang. itu dahulu ketika aku hanya memicingkan mataku kepada pantat hitam itu. Karena di dasar kolam terlalu legam tidak sempat kupercayai langit siang. Aku hanya membabi-buta di dalam kolam. Sampai keluh-kesah binatang kusaksikan. Ada binatang; yang berkerumun, menyepi, menggauli anaknya sendiri, dan menumpuk kayu sebagai rumahnya. Jika berkenan aku ingin menuturkan kisah-kisah binatang yang mirip dengan kalian manusia namun dalam pandanganku. Sampai pertanyaan lainku terjawab. Siapa yang meniru? Binatang yang meniru manusia, atau manusia yang meniru binatang? Bertandinglah!

pekik Hantu kirik setelah tercekik takdir Tuhan, Hutan, dan Tahun.

--

--

Abdullahkirk
0 Followers

Kirik menyalin hantu. Di dalam hutan, di kala Tuhan berbisik-bisik, hingga tahun-tahun menjadi lalu. #cacatkata